My Blog List

Saat Mahasiswa Diimami Seorang Anak Kecil

Begitu menggugah,

Sebuah pemandangan yang amat langka.

Hari ini, Rabu 23 Desember 2009, sekitar pukul 18.45, ketika kebanyakan mahasiswa tengah asyik dengan kesibukannya di kampus atau mungkin tengah dalam perjalanan menuju kampung halaman berkaitan dengan libur natal dan tahun baru 2010 yang akan berlangsung selama 10 hari kedepan, sebuah peristiwa unik berlangsung di Mushola AGB Lantai 2, tepat 2 lantai dibawah markas besar AgriFM.

Menunaikan shalat Maghrib yang hampir terlalaikan dengan rutinitas OL yang tiada habisnya, saya terkejut saat melihat seorang anak dengan umur sekitar 8 tahun tengah mengimami 3 orang makmumnya, seorang yang juga anak seumuran dia, dan dua orang sisanya adalah mahasiswa.

Kemungkinan besar awalnya kedua anak kecil tersebut datang menuju mushola tersebut, namun tidak ada yang tengah menunaikan sholat dimushola tersebut. Kemudian mereka mengambil insiatif untuk mengangkat salah satu dari mereka sebagai iman. Sebelum kedua anak kecil tersebut melakukan ruku' salah seorang mahasiswa datang bergabung dengan mereka dan seorang lain datang beberapa saat kemudian, sehingga saat saya baru masuk ke mushala tersebut, kedua anak kecil tersebut dan seorang mahasiswa tengah melakukan takhiyat akhir, sementara seorang mahasiswa lagi masih melanjutkan sebuah rakaat lagi.

Yang menakjubkannya, rupanya kedua anak kecil tersebut tetap melanjutkan shalatnya tanpa merasa terganggu dengan kedatangan kedua mahasiswa tersebut, dan kedua mahasiswa tersebut pun tanpa merasa risih ikut peribadatan yang diimami oleh anak kecil, tidak berpikiran akan beda umur atau hal - hal lain yang membedakan diantara keduanya.

Disini mestinya kita bisa mengambil rujukan yang mungkin bisa dijadikan panutan baik di zaman yang serba edan ini.

Sang anak kecil tidak takut mengambil tantangan berupa menjadi imam, disaat yang lain tidak ada, dan tetap istiqamah saat yang lain datang menyusul dibelakang. Berbeda sekali dengan masyarakat kita yang begitu menggantungkan diri pada kehadiran orang lain, dan saat orang lain itu tidak ada, maka tidak ada yang dikerjakan, dan begitu ada yang datang dibelakang, langsung menyerahkan hal yang dirasa terlalu berat tersebut.

Sang mahasiswa pun demikian, tidak malu mengakui akan keterlambatannya dan mengikuti apa yang telah ada. Tidak seperti kebanyakan kasus didunia nyata yang dengan sok-nya mengakui diri paling baik, paling benar, padahal dalam hal kecil seperti keterlambatan atau hal kecil lainnnya sendiri masih belum terbuktikan kehandalannya.

Sobat, terlalu banyak hal yang mesti kita pelajari dari dunia ini. Bukan zamannya lagi mengaku paling benar, paling baik, bahkan bila benar anda orang yang paling baik didunia, pasti masih ada yang lebih baik dari anda.

Ingat, hal yang paling baik pun dapat menjadi tidak berguna saat ada yang lebih baik darinya.

Indonesia, saat ini butuh orang - orang seperti anak kecil dan mahasiswa ini, yang mau mengisi saat ada sebuah kekosongan, yang mau terus beristiqomah dengan beban yang ditanggungnya, yang mau mengakui kekalahan, dan yang mau patuh pada orang yang telah diberi amanah diatasnya, meski orang tersebut mungkin dalam hal umur dan pengalaman masih dibawah kita.

Andakah salah satunya?

6 comments:

  1. Tulisan inspiratif :)

    ReplyDelete
  2. @ akhdian, saya masih harus belajar banyak dengan bapak..

    ReplyDelete
  3. ehmmm, sepertinya saya baru belajar sahabatku

    ReplyDelete
  4. @ Kang Achoey, Tapi pengalaman kang Achoey lebih banyak dari saya, mohon bimbingannya kang..

    ReplyDelete
  5. terus belajar ya dan berupaya tuk menjadi lebih baik...
    disekitar kita masih banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran..

    ReplyDelete
  6. @ Yani, thanks, sama2 belajar yak..

    ReplyDelete

Please NO JUNK and SPAM. Link included into SPAM.